Selasa, 15 November 2011

TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN Pengertian dan penerapannya di Indonesia

 

Dosen : Muh Samsudin, S.Ag., M.Pd


 

Kelompok 4 :


Wildana Husada (20090720027)


Wiwin Sundari (20090720015)


Aditiya Purnomo (20090720019)


M. Ariyandi (20090720037)


 

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2011


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Resume

 

Teknologi merupakan suatu keseluruhan sistem untuk mengelola hasil hingga terdapat nilai tambah. Dengan demikian teknologi komunikasi pendidikan yang dapat diartikan sebagai suatu cara yang sistematis dalam merancang, melaksanakan dan menilai keseluruhan proses belajar mengajar dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan tersebut.

Dalam teknologi pendidikan unsur terpentingnya adalah belajar dan sumber-sumber untuk keperluan belajar tersebut, namun masih diperlukan adanya unsur lain yaitu pendekatan sistem dan adanya pengelolaan. Teknologi pendidikan dapat pula dirumuskan sebagai suatu bidang diskripsi yangmempunyai unsur-unsurnya sebagai berikut:

  1. Suatu bidang yang berkepentingan dengan kegiatan manusia.

  2. Suatu kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, yang meliputi identifikasi pengembangan,pengorganisasian dan penggunaan segala macam sumber belajar.

  3. Suatu kepentingan yang juga meliputi pengelolaan dari proses kegiatan


 

 

 

Perkembangan teknologi komunikasi pendidikan

Konsep teknologi pendidikan sebagai induk teknologi komunikasi, dapat dikaji perkembangannya lebih jauh lagi yaitu sejak timbulnya revolusi pertama yaitu adanya profesi guru.

Pada sekitar 500 tahun SM, kaum suwi merupakan penjual ilmu pengetahuan. Maksudnya memberikan pelajaran dengan mendapatkan upah. Mereka dapat dikatakan sebagai nenek moyang teknologi pembelajaran (Saettler, 1986 : 13). Berbagai tingkah publisitas mereka lakukan untuk mendapatkan perhatian, antara lain dengan memakai jubah ungu, yang kemudian berkembang menjadi toga seperti yang kita kenal saat ini.

Namun secara umum ada tiga macam cara yang biasa mereka lakukan, yaitu :

1)      Penyajian kuliah yang dipersiapkan secara teliti terlebih dahulu

2)      Penyajian kuliah yang mengenai sesuatu yang diajukan oleh khalayak

3)      Dan debat secara didepan khalayak

Kaum sufi berpendapat bahwa semua orang mempunyai potensi untuk berkembang dan sama – sama mempunyai tanggung jawab social untuk mengatur dunia, tetapi semuanya itu hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Selain itu kaum suwi juga menghargai “techne” (teknologi) yang kepemerintahan maupun keterampilan tangan (Saettler, 1968 : 14).

Johann amos Comenius (1592-1670) memberikan kontribusi pula bagi perkembangan konsepsi teknologi pendidikan. Diantara prinsip pendidiakan yang diajukan Comenius adalah:

  1. Isi pelajaran harus disesuiakan dengan tahap perkembangan anak didik.

  2. Sesuatu yang diajarkan harus mempunyai aplikasi praktis dalam kehidupan dan harus mengandung nilai bagi anak didik.

  3. Bahan ajaran disusun secara induktif, mulai dari  mudah meningkan kearah yang sulit, dan Comenius menulis serangkaian buku teks dengan ilustrasi dibuat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.”karya Comenius yang terkenal berupa buku Orbus pictus” (dunia dalam gambar) yang diterbitkan pada tahun 1658 berupa buku dengan gambar ilustrasi untuk pengajaran bahasa latin dan ilmu pengetahuan.


Gerakan yang mendasari kearah terwujudnya  bidang dan konsepsi teknologi pembelajaran baru dapat dikatakan tumbuh dengan lahirnya konsepsi pengajaran visual maupun alat bantu visual. Yang dimaksud dengan alat bantu visual ini adalah gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada anak. Penggunaan alat bantu visualdalam pembelajaran ini dimaksudkan beberapa manfaat, yaitu :

a)      Memperkenalkan, membentuk dan memperkaya serta memperjelas pengertian yang abstrak kepada anak

b)      Mengembangkan sikap yang diinginkan

c)      Mendorong kegiatan anak lebih lanjut

Disamping itu konsepsi pengajaran visual mempunyai dua pemikiran lain, yaitu :

a)      Pentingnya mengklasifikasikan jenis – jenis alat bantu visual yang digunakan

b)      Dan perlunya mengintegrasikan bahan – bahan visual kedalam kurikulum, sehingga penggunaannya menyatu dengan kurikulum tersebut

Konsepsi pengajaran visual juga mempunyai beberapa kelemahan, dianataranya :

a)      Menekankan kepada bahan – bahan visual itu sendiri, artinya tidak disertai dengan kegiatan yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan – bahan visual tersebut

b)      Dan bahan visual dipandang sebagai alat bantu guruuntuk kegiatan mengajar, jadi tidak dipandang sebagai suatu kesatuan bahan pengajaran yang dapat dipakai untuk belajar sendiri

Konsep pengajaran visual kemudian berkembang menjadi audio visual pembelajaran, yang digunakan sebagai alat atau bahan oleh pendidik untuk memindahkan gagasan dan pengalaman kepada anak melalui mata dan telinga. Konsep pembelajaran audio visual ini menekankan kepada nilai, pengalaman yang nyata, dan bersifat non verbal dalam proses belajar.

Jadi cirri yang penting dalam komunikasi atau pembelajaran audio visual ini adalah ditingkatkannya suatu penekanan terhadap bahan – bahan audio visual sebagai alat bantu mengajar untuk memberikan pengalaman yang konkrit kepada anak.

Perkembangan konsepsi selanjutnya terjadi pada tahun 1960 perubahan konsepsi tersebut dimungkinkan dengan diaplikasikannya pendekatan sistem dan konsep perkembangan pembelajaran pada kegiatan pendidikan. Pendekatan ini memandang teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan sistem dalam proses belajar mengajar yang dipusatkan pada desain, implementasi, dan evaluasi atas proses belajar mengajar tersebut.(AECT,1977:43)

Pengaruh teknologi komunikasi pendidikan

Berdasarkan pengertian sistem yang telah kita ketahui bahwa daya input baru atau komponen baru dalam sistem, dalam hal ini sistem pendidikan, akan mempengaruhi komponen-komponen lain serta sistem pendidikan secara keseluruhan. Masuknya teknologi komunikasi dalam garis berasnya akan mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum, pola interaksi pendidikan dan lahirnya berbagai bentuk lembaga pendidikan.

Strategi bahkan kebijakan akan mengembangkan kurikulum, yang kemudia akan mengalami perubahan. Semula perubahan itu akan terjadi pada ruang kelas yang dilakukan oleh masing-masing guru secara individual. Secara maksimal perubahan itu terjadi pada taraf sekolah. Perubahan pada taraf inilah yang sering kali merepotkan administrator pendidikan karena dapat memperluas jurang perbedaan antara sekolah maju yang akan melaksanakan perubahan karena kondisi yang memungkinkan dengan sekolah yang tradisional. Dengan adanya perubahan pada taraf penentuan dan penjabaran kurikulum, maka ada jaminan perubahan itu dilaksanakan secara menyeluruh, serentak dan terkoordianasikan.

 

 

 

Pengaruh yang lain juga terdapat pada berbagai unsure  dalam proses pendidikan seperti:

  1. Isi kurikulum tidak hanya ditentukan oleh ahli bidang studi saja, melainkan secara bersama-sama oleh ahli pengembang bahan dan sistem pembelajaran.

  2. Pola pembelajaran tidak semata didasarkan atas interaksi guru kelas kepada murid, melainkan ada guru media yang berinteraksi dengan murid melalui media. Guru


media disini pada hakekatnya merupakan tim  yang terdiri dari sekelompok orang yang ahli dalam bidang studi serta ahli mengembangankan bahan dan sistem pembelajaran.

  1. Evaluasi kemajuan belajar tidak lagi berada di tangan guru kelas sepenuhnya


karena dengan adanya pengajaran melalui media maka kemajuan belajar telah mengandung alat evaluasi.

  1. Peranan guru akan mengalami perubahan, guru kelas tidak lagi memegang kendali penuh dikelasnya. Tetapi tetap dituntut untuk memberikan bimbingan kepada anak untuk belajar.

  2. Tempat berlangsungnya proses belajar mengajar tidak hanya terbatas pada gedung sekolah tetapi dimana situasi lingkungan pembelajaran memungkinkan.

  3. Standarisasi mutu


karena adanya tim pembelajaran dipusat yng mempersiapkan bahan ajar dan bahan ini dapat disebarkan secara meluas.

Peran dan fungsi pusat teknologi pendidikan dan kebudayaan

Pusat teknologi pendidikan dan kebudayaan merupakan penerapan sistematik teknik komunikasi massa sebagai bagian yang penting dari proses belajar mengajar yang didasrkan pada pendekatan yang lebih ilmiah dan metodologis dalam memecahkan persoalan dibidang pendidikan atau kebudayaan.

Teknologi komunikasi merupakan sesuatu yang inovatif dalam dunia pendidikan dan layaknya setiap inovasi, pengembangan Teknologi komunikasi sebagai suatu sistem yang tidak luput dari kesulitan dan tantangan, maka setiap progam komponen baik faktor intern maupun ekstern akan menyebabkan perubahan pada tujuan umum.

Biasanya perubahan tersebut ialah untuk meningkatakan hasil atau pun menyempurnakan proses pada tingkat hasil yang tetap. Inovasi dalam bidang Teknologi komunikasi mempunyai tujuan umum untuk membantu meningkatakan hasil pendidikan baik kuantitatif maupun kualitatif dan juga menyempurnakan proses pendidikan agar lebih efisien dan efektif, selain itu juga diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah – masalah pendidikan, yang merupakan suatu problem yang berat dan kompleks yang memerlukan penanggulangan secara serius karena menyangkut pendidikan manusia seumur hidup.

Beberapa pokok-pokoknya kebijaksanaan atau peran yang telah digariskan dalam rangka penanggulangan masalah pendidikan, diantaranya yaitu :

  1. Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar

  2. Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan

  3. Peningkatan relevansi pendidikan

  4. Efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan


Pendidikan kita dewasa ini tengah menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, anatara lain tantangan itu ditimbul karena :

  1. Berkembangnya jumlah penduduk dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif dan menuntut tersedianya sarana pendidikan

  2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh. Dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih lama dan terjadi sepanjang hidup

  3. Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya

  4. Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien

  5. Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulum yang belum serasi, suasana yang belum menarik dan merangasng dan sebagainya

  6. Pengolahan pendidikan yang belum mekar, mantap, dan belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa depan


Salah satu hasil perkembangan teknologi yang ada di Indonesia yang merupakan sumber potensial untuk menjawab tantangan dan memecahkan persoalan pendidikan tersebut berupa teknologi dalam bidang komunikasi khususnya radio dan televisi, internet maupun media cetak  seperti Koran dan majalah pendidikan, yang sudah mulai diidentifikasikan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan dengan bantuan UNESCO pada tahun 1968. Berbagai studi laporan dan eksperimentasi untuk pemanfaatan radio dan televisi telah dilakukan dan dipelajari dengan hasil-hasil yang positif. Selain itu acara – acara pendidikan baik itu yang ditayangkan lewat televisi maupun media massa yang lain, harus disusun sedemikian rupa sehingga berorientasikan pada hal – hal yang diperlukan dan yang fungsional dalam kehidupan. Untuk melakukannya maka diperlukan usaha tertentu yang terencana dan sistematis yaitu dengan :

1)         Membentuk dengan sengaja media pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan yang bersangkutan

2)         Memprogram isi dari pendidikan tersebut

3)         Menyediakan waktu yang cukup

4)         Mengadakan evaluasi yang sistematis

5)         Melakukan orientasi study jangka pendek dan praktis agar segera dapat diterapkan hasilnya dalam lapangan

6)         Isi pelajaran merupakan tanggapan dari kebutuhan khusus dan relative jangka pendek

Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan Pusat teknologi komputer salah satunya adalah menghadapi masalah atau tantangan dibidang pendidikan dengan menerapkan prinsip dan penemuan dalam ilmu pengetahuan, khususnya komunikasi serta memanfaatkan teknologi yang sudah memasyarakat. Selain itu hendaknya kita harus meninjau lebih teliti kemudahan apa saja yang dapat diberikan oleh teknologi komunikasi dalam memperluaskan pendidikan dan kebudayaan, dengan tidak melupakan batas kemampuannya. Lebih dari itu teknologi komunikasi dapat digunakan untuk menimbulkan kepekaan terhadap keadaan, nasib, serta malapetaka yang menimpa suatu daerah dan dengan demikian akan menumbuhkan sikap solidaritas kepada seseorang, terutama baik digunakan untuk melatih rasa simpati dan empati anak, karena GBHN telah menggariskan bahwa pada diri anak harus ditimbulkan cinta pada tanah air dan bangsanya. Salah satu hal yang dilakukan misalnya dengan memperlihatkan kepada anak baik itu dengan media tertulis, maupun media yang berupa gambar dan suara seperti video dan lain – lain. Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pendidikan memerlukan kerjasama yang erat dari semua pihak yang bersangkutan, karena teknologi merupakan satu realitas yang pasti setiap manusia akan membutuhkannya dan menggunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar