Selasa, 15 November 2011

“Korelasi antara Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Anak Didik Kelas VIII di SMP N 1 Tanjung Bintang”.

 

  1. A.    Latar Belakang Masalah


Keluarga merupakan orang – orang yang secara terus menerus atau yang sering tinggal bersama si anak, yang termasuk didalamnya ayah, ibu, kakek, nenek, saudara laki – laki maupun saudara perempuan. Diantara mereka orang tualah (ayah dan ibu) yang mempunyai tanggung jawab penuh menjaga dan memelihara anak tersebut. Selain itu,  orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam memenuhi pendidikan si anak.Didalam islam pun menganggap pendidikan sebagai salah satu hak anak, jadi orang tua wajib memenuhinya. Selain berbagai hal tersebut orang tua juga harus bisa memotivasi anaknya agar tetap semangat dalam menjalani pendidikan, dan tidak menyianyiakan apa yang telah orang tua berikan atau usahakan untuk menjamin pendidikannya. Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Untuk lebih jelas mengenai motivasi ini terdapat beberapa definisi tentang motivasi dan bagaimana peranan orang tua dalam pendidikan anak, diantaranya :

v  Motivasi adalah suatu disposisi untuk mencapai suatu tujuan yang dapat memberikan kepuasan apabila berhasil di capai. (Mc. Clelland, 1976)

v  Menurut H. Abdurrahman motivasi adalah semua upaya manusia atau individu memobilisasikan (menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan semua sumber daya manusia yang dimilikinya (fisik, mental, Intelektual, Emosional dan Social) untuk memberikan jawaban (respons) yang tepat terhadap problema yang dihadapinya.

v  Menurut Sardiman AM, Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.

 

Macam-macam Motivasi belajar

Kita ketahui bersama bahwa motivasi adalah merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong individu untuk belajar.

Motivasi dibedakan atas dua macam yaitu :

  • Motivasi Instrinsik yaitu motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri individu, tanpa ada rangsangan atau bantuan orang lain.

  • Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul akibat rangsangan dari luar diri individu.


Salah satu ciri yang  penting dari motivasi adalah adanya semangat terhadap seseorang peserta didik dalam kegiatan – kegiatan belajarnya, seseorang berkeinginan untuk melakukan suatu perbuatan dan memberi petunjuk pada tingkah laku.

Peranan Orang tua dalam Proses Belajar

Setiap anak yang lahir kedunia, pertama-tama diasuh dan dididik oleh orang tuanya. Orang tua sebagai peletak dasar pendidikan yang akan menentukan arah dan tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh anak, baik menyangkut kehidupan keagamaan maupun kehidupan dunia.

Rumah tangga atau keluarga adalah taman kanak-kanak yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses belajar anak. Kegagalan mendidik dalam lingkungan keluarga merupakan malapetaka bagi kehidupannya kelak.

Oleh karena itu dapat dikatakan orang tua sangat berperan dalam proses belajar anak, dimana penanggung jawab terhadap anak sebagai anggota keluarga adalah orang tua yang akan memberikan corak hidup dan kehidupan di dunia ini, dan orang tua yang menentukan apakah anak itu akan dijadikan anak yang terpelajar. Orang tua perlu memberikan materi dan mengisi tulisan pertama terhadap anak yang masih putih bersih, kemudian memilih sekolah mana yang akan dimasuki anaknya.

Para ahli sependapat bahwa pendidikan dalam keluarga sangat besar pengaruhnya, karena pendidikan yang demikian yang membawa pengaruh terhadap anak dalam kehidupan selanjutnya bagi anak, Keluarga merupakan suatu organisasi yang tidak berdiri sendiri, tetapi ia adalah bagian dari masyarakat yang keduanya dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa keluarga adalah sentral pendidikan dan tempat pertama bagi anak untuk mengenal kehidupan, maka dengan sendirinya pendidikan di sini bukan saja hal yang disengaja yang turut mempengaruhi pribadi anak.

Dalam rangka mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, sangatlah tepat apabila bapak dan ibu sebagai pemberi bimbingan pada anak dengan bimbingan yang sebaik-baiknya.

Jelas bahwa keluarga adalah pusat pendidikan dan lembaga pendidikan yang pertama dan utama yang didapat atau diperoleh anak, dimana dalam hal ini orang tua sebagai penanggung jawab terhadap anak harus memberikan contoh-contoh yang baik, membimbing dan mengasuh dengan baik, agar tingkah laku anak dapat mencerminkan nilai-nilai yang mulia/Akhlak karimah dapat menyebarkan sifat-sifat yang berdasarkan nilai pendidikan yang telah dipelajari anak melalui proses belajar di sekolah dan di masyarakat.

  1. B.     Rumusan Masalah


 

  1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Motivasi OrangTua dengan Prestasi Belajar Anak  Kelas VIII di SMP N 1Tanjung Bintang?

  2. Apakah ada korelasi antara Motivasi OrangTua dengan Prestasi Belajar Anak Kelas VIII di SMP N 1Tanjung Bintang?


 

  1. C.    Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya antara motivasi orang tua dengan prestasi belajar anak, serta untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi yang diberikan orang tua terhadap prestasi yang diperoleh anak dalam hasil belajarnya, khususnya pada siswa kelas VIII di SMP NEGERI 1 Tanjung Bintang.

  1. D.    Manfaat Penelitian


 

  1. Kegunaan Teoritis


 

Diharapkan dari penelitian ini, orang tua bisa lebih mengerti bagaimana cara memberikan dorongan atau motivasi kepada anak – anaknya. Sehingga anak tersebut bisa meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu agar para orang tua paham pentingnya motivasi bagi keberhasilan sang anak.

  1. Kegunaan Praktis


 

Diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat membantu orang tua dalam mengaplikasikannya (pemberian motivasi) dalam kehidupan sehari – hari. Dan bisa membentuk sikap orang tua yang sadar akan pentingnya pemberian semangat dan dorongan, agar anak pun menjadi lebih semangat untuk meningkatkan prestasinya.

 

PEMBAHASAN

 

  1. a.      Pengertian Motivasi


 

Mengingat akan pentingnya peran motivasi dalam dalam berbagai bidang, maka sebagai pihak yang memiliki peran tersebut (orang tua) harus mengetahui terlebih dahulu seluk beluk tentang motivasi.

Motivasi kadang-kadang diibaratkan sebagai mesin dan kemudi pada mobil. Energi dan arah inilah yang menjadi inti dari konsep tentang motivasi. Motivasi merupakan sebuah konsep yang luas (diffuse), dan seringkali dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi energi dan arah aktivitas manusia, misalnya minat (interest), kebutuhan (need), nilai (value), sikap (attitude), aspirasi dan insentif (Gage & Berliner, 1984).

Secara umum, teori-teori tentang motivasi dapat dikelompokkan berdasarkan sudut pandangnya, yaitu: behavioral, cognitive, psychoanalytic, humanistic, social learning, dan social cognition.

1)      Teori-teori Behavioral

Teori ini menyatakan bahwa kinerja meningkat sesuai dengan rangsangan tetapi hanya sampai pada titik tertentu, ketika tingkat rangsangan menjadi terlalu tinggi, kinerja justru menurun, sehingga disimpulkan terdapat rangsangan optimal untuk suatu aktivitas tertentu (Yerkes & Dodson, 1908).

Pada periode 1935 - 1960, Kurt Lewin mengajukan Field Theory yang dipengaruhi oleh prinsip dasar psikologi Gestalt. Lewin menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh  dua aspek yaitu: person (P) maupun oleh environment.

Menurut Lewin, besar gaya motivasional pada seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan lingkungannya ditentukan oleh tiga factor, yaitu:

v  tension (t) atau besar kecilnya kebutuhan,

v  valensi (G ) atau sifat objek tujuan, dan

v  jarak psikologis orang tersebut dari tujuan (e).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin dekat seseorang dengan tujuannya, semakin besar gaya motivasinya. Sebagai contoh, seorang pelari yang sudah kelelahan, melakukan sprint ketika ia melihat atau mendekati garis finish.

2)      Teori-teori Cognitive

Teori kedua yang termasuk dalam teori-teori cognitive adalah Atribution Theory yang dikemukakan oleh Fritz Heider (1958), Harold Kelley (1967, 1971), dan Bernard Weiner (1985, 1986). Teori ini menyatakan bahwa setiap individu mencoba menjelaskan kesuksesan atau kegagalan diri sendiri atau orang lain dengan cara menawarkan attribut-atribut tertentu. Atribut ini dapat bersifat internal maupun eksternal dan terkontrol maupun yang tidak terkontrol. Dalam sebuah pembelajaran, sangat penting untuk membantu siswa mengembangkan atribut-diri usaha (internal, terkontrol). Jika siswa memiliki atribut kemampuan (internal, tak terkontrol), maka begitu siswa mengalami kesulitan dalam belajar, siswa akan menunjukkan perilaku belajar yang melemah (Huitt, 2001).

3)      Teori-teori Psychoanalytic

Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini adalah Psychoanalytic Theory (Psychosexual Theory) yang dikemukakan oleh Freud (1856 - 1939) yang menyatakan bahwa semua tindakan atau perilaku merupakan hasil dari naluri (instinct) biologis internal yang terdiri dari dua kategori, yaitu : hidup (sexual) dan mati (aggression).

4)      Teori-teori Humanistic

Teori yang sangat berpengaruh dalam teori humanistic ini adalah Theory of Human Motivation yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1954).

Maslow mengemukakan gagasan hirarki kebutuhan manusia, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: deficiency needs dan growth needs.

  • Deficiency needs meliputi (dari urutan paling bawah) kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan akan penghargaan. Dalam deficiency needs ini, kebutuhan yang lebih bawah harus dipenuhi lebih dulu sebelum ke kebutuhan di level berikutnya.

  • Growth needs meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan estetik, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan self-transcendence.


Menurut Maslow, manusia hanya dapat bergerak ke growth needs jika dan hanya jika deficiency needs sudah terpenuhi. Hirarki kebutuhan Maslow merupakan cara yang menarik untuk melihat hubungan antara motif manusia dan kesempatan yang disediakan oleh lingkungan (Atkinson, 1983).

Menurut Leonard, Beauvais, dan Scholl (1995) terdapat 5 faktor yang merupakan sumber motivasi, yaitu:

  • instrumental motivation (reward dan punishment),

  • Intrinsic Process Motivation (kegembiraan, senang, kenikmatan),

  • Goal Internalization (nilai-nilai tujuan),

  • Internal Self-Concept yang didasarkan pada motivasi, dan

  •  External Self-Concept yang didasarkan pada motivasi (Leonard, et.al, 1995).


 

5)      Teori-teori Social Learning

Social Learning Theory (1954) yang diajukan oleh Julian Rotter menaruh perhatian pada apa yang dipilih seseorang ketika dihadapkan pada sejumlah alternatif bagaimana akan bertindak. Untuk menjelaskan pilihan, atau arah tindakan.

Menurut Rotter, motivasi merupakan fungsi dari expectation dan nilai reinforcement. Nilai reinforcement merujuk pada tingkat preferensi terhadap reinforcement tertentu (Berliner & Calfee, 1996).

6)      Teori Social Cognition

Tokoh dari Social Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui berbagai eksperimen Bandura dapat menunjukkan bahwa penerapan konsekuensi tidak diperlukan agar pembelajaran terjadi. Pembelajaran dapat terjadi melalui proses sederhana dengan mengamati aktivitas orang lain. Bandura menyimpulkan penemuannya dalam pola 4 langkah yang mengkombinasikan pandangan kognitif dan pandangan belajar operan, yaitu:

  • Attention, memperhatikan dari lingkungan,

  • Retention, mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh,

  • Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa yang dilihat,

  • Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah kemungkinan perilaku yang akan muncul lagi (reinforcement and punishment) (Huitt, 2004).


 

7)      Teori Rasa Ingin Tahu

Menurut Berlyne, ketidakpastian muncul ketika kita mengalami sesuatu yang baru, mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Ini akan menimbulkan rangsangan yang tinggi dalam sistem syaraf pusat kita.  Respon manusia ketika menghadapi suatu ketidakpastian inilah yang disebut dengan curiosity atau rasa ingin tahu. Curiosity akan mengarahkan manusia kepada perilaku yang berusaha mengurangi ketidakpastian (Gagne, 1985).

Dapat disimpulkan bahwa curiosity merupakan hal penting dalam meningkatkan motivasi. Sejarah juga membuktikan bahwa curiosity memiliki banyak peran dalam kehidupan para penemu (inventor), ilmuwan, artis, dan orang-orang yang kreatif.

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan curiosity siswa adalah inquiry teaching. Dalam metode ini, siswa lebih banyak ditanya daripada diberikan jawaban. Dengan mengajukan pertanyaan, bukan hanya pernyataan-pernyataan, curiosity siswa akan meningkat karena siswa mengalami ketidakpastian terhadap jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut (Gagne, 1985).

Ketika semua hal terpenuhi, maka seorang anak akan mendapatkan dorongan untuk berprestasi dan akan lebih meningkatkan prestasinya. Untuk memahaminya secara lebih jelas terlebih dahulu harus mengerti apa itu prestasi dan faktor – faktor pendukung prestasi.

 

  1. b.      Pengertian Prestasi


Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.

 

menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.

 

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar yaitu, sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan  untuk menyelidiki,  mengartikan situasi).

Disamping itu siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai rapor atau nilai test) (Psikologi Belajar DRS.H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151)

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak

 

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain, faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

  • Kecerdasan/intelegensi


Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”

  • Bakat


Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu kecakapan, kesanggupan – kesanggupan

Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.”

Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
Bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

  • Minat


Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”

Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.
Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

  • Motivasi


 

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

  • Keadaan Keluarga


Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaa. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

  • . Keadaan Sekolah


Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurangbaik akan mempengaruhi hasil – hasil belajarnya.

Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

  • Lingkungan Masyarakat


Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Menurut Kartono (1995:5) lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

 

* Homo sapiens yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan
sumber rasio, yaitu otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan
mendudukan apa yang diamati oleh alat dria kita. Dalam evolusi tentang
pengtahuan kemampuan organisma, ternyata bahwa penanjakan kehidupan
manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah kerja neocortex yang
ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk perencanaan
dan strategi jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman,
1995:11).

Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan
emosional seseorang. Struktur lymbic (sumsum tulang belakang)
menghidupkan perasaan tentang kesenangan dan keinginan seksual, yaitu
emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun keterkaitan sistem lymbic
tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-anak, yang
menjadi landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk
membesarkan anak (spesi yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang
melata, tidak memiliki kasih sayang) dan sering membunuh dan /atau
menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak dan masa belajar panjang (long
childhood) bersumber dari saling keterhubungan neuron-neuron dalam
'pabrik' otak ini.

* Amygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di atas brainstem dekat dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan rasio). Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi.

Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York
University menemukan peran penting amygdala dalam otak emosional.
Amygdala menerima input langsung melalui alat dria dan memberikan signal
kepada neocortex, namun juga dapat memberikan respons sebelum tercatat
di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia sebelum ia berfikir

  1. c.       Hubungan Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar


Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan tercapai. Prestasi belajar adalah istilah yang menunjukkan suatu derajat keberhasilan seseorang dalam proses belajar untuk mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Orang tua memiliki peran besar dalam hubungan pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar. Hal ini karena orang tua memiliki waktu yang sangat besar dalam berinteraksi dengan anak. Selain itu, kedekatan emosional merupakan modal utama bagi orang tua untuk bisa membangun motivasi belajar pada seorang anak.

Keberhasilan siswa dalam belajar juga dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah motivasi belajar dari orang terdekat, yaitu orang tua. Motivasi belajar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sebab siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi juga senantiasa dapat menentukan intensitas usaha belajar dan prestasi belajar bagi siswa. . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

 

 

 

 

  1. d.      Rumusan Hipotesis Statistik


 

  • Rumusan Ha:


Ada pengaruh dan hubungan antara Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak Siswa Kelas VIII  di SMP N 1Tanjung Bintang.

 

  • Rumusan Ho:


Tidak ada pengaruh dan hubungan antara Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak Siswa Kelas VIII  di SMP N 1Tanjung Bintang.

 

  1. e.       Metode Penelitian


 

1)      Subyek penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah SMP NEGERI 1 Tanjung Bintang Siswa Kelas VIII.

2)      Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa di SMP NEGERI 1 Tanjung Bintang khususnya kelas VIII. Jumlah populasi adalah 75, dan peneliti menggunakan sampel 30 siswa kelas VIII.

 

3)      Penyajian Data

X         : 15      16        16        17        10        18        5          14        9          7          16        6          10        6            5          14        5          7          14        8          16        9          17        10        10        8          10        17            15        15

 

Y         : 27      25        10        8          16        27        7          7          25        25        10        10        9          10            8          25        30        24        25        20        20        23        10        15        10        30        15        20            25        20

 

Teknik Analisis Korelasional

PRODUCK MOMENT




































































































































































































































































NO



X



Y



XY



x2



Y2



1



15



27



405



225



729



2



16



25



400



256



625



3



16



10



160



256



100



4



17



8



136



289



64



5



10



16



160



100



256



6



18



27



486



324



729



7



5



7



35



25



49



8



14



7



98



196



49



9



9



25



225



81



625



10



7



25



175



49



625



11



16



10



160



256



100



12



6



10



60



36



100



13



10



9



90



100



81



14



6



10



60



36



100



15



5



8



40



25



64



16



14



25



350



196



625



17



5



30



150



25



900



18



7



24



168



49



576



19



14



25



350



196



625



20



8



20



160



64



400



21



16



20



320



256



400



22



9



23



207



81



529



23



17



10



170



289



100



24



10



15



150



100



225



25



10



10



100



100



100



26



8



30



240



64



900



27



10



15



150



100



225



28



17



20



340



289



400



29



15



25



375



225



625



30



15



20



300



225



400



Jumlah



345



536



6220



4513



11326



 

Keterangan :

åX : 345         åY : 536         åXY : 6220      åx2 : 4513     åY2: 11326

 

 

a)      Db = N - nr

= 30 – 2

= 28

b)      R hitung = 0,057      R Tabel = 5% : 0,361

 

c)      Jadi, R hitung < R table à Ho = Diterima

Ha = Ditolak

d)     Kesimpulan :

Tidak ada pengaruh dan hubungan antara Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak kelas VIII  di SMP NEGERI 1 Tanjung Bintang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Akbar, Reni Hawadi, 2001, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Grasindo

Budiningsih, Asri, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Leonard, Nancy, H., Beauvais, Laura Lynn., & Scholl Richard, W., 1995. “A Self Concept-Based Model of Work Motivation”. In The Annual Meeting of the Academy of Management (URL: http://chiron.valdosta.edu/wh…).

Sagala, Syaiful., 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

 

4 komentar:

  1. boleh minta angket motivasi orang tua gk ya, tlong bnget

    BalasHapus
  2. I like Your Article about “Korelasi antara Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Anak Didik Kelas VIII di SMP N 1 Tanjung Bintang”. | creative education Perfect just what I was searching for! .

    BalasHapus
  3. I like Your Article about “Korelasi antara Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Anak Didik Kelas VIII di SMP N 1 Tanjung Bintang”. | creative education Perfect just what I was searching for! .

    BalasHapus
  4. I like Your Article about “Korelasi antara Motivasi Orang Tua dengan Prestasi Anak Didik Kelas VIII di SMP N 1 Tanjung Bintang”. | creative education Perfect just what I was looking for! .

    BalasHapus